Senin, Oktober 7


Jakarta

Tahun depan sudah 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Pakistan, tapi belum ada penerbangan langsung dari Jakarta ke negara tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh Rahmat Hindiarta Kusuma selaku Kuasa Usaha Sementara KBRI Islamabad yang sedang berkunjung ke Indonesia dalam rangka kegiatan diplomasi ekonomi di Jakarta dan Bali.

Menurut Rahmat, Pakistan memiliki keindahan yang luar biasa. Namun sayang, belum ada penerbangan langsung yang menghubungkan antara Indonesia dengan negeri Muhammad Ali Jinnah itu.


“Sebagai orang Indonesia saya menikmati keindahan alam Pakistan yang luar biasa. Budayanya juga unik sekali. Masyarakatnya sangat ramah, apalagi kalau mereka tahu kita dari Indonesia. Semoga bisa menjadi pintu terbukanya penerbangan langsung Indonesia – Pakistan. Akan banyak multiple positive impacts,” ungkap Rahmat, Sabtu (5/10/2024).

Presiden ASITA, Nunung Rusmiati pun mengakui jika Pakistan merupakan salah satu negara yang belum terjamah dengan baik di dunia pariwisata, padahal potensinya luar biasa.

“Sudah banyak negara yang sudah bekerja sama dengan ASITA, namun Pakistan ini sama sekali belum ada. Padahal keindahan alamnya luar biasa, tidak kalah dengan Swiss atau New Zealand,” jelas Rusmiati.

Untuk itu, ASITA pun menjalin kerja sama dengan International Creative Exchange (ICE), sekelompok pengusaha dari Pakistan lewat sebuah MoU.

Pada nota kesepahaman tersebut, terdapat 11 poin yang tujuan utamanya adalah dalam rangka peningkatan pariwisata untuk dua negara bersahabat, yaitu Indonesia dan Pakistan.

Penandatangan MoU ASITA dengan ICE Foto: (dok. Istimewa)

Ketua Umum ICE Atta Ul Karim berharap, kerja sama ini bisa melahirkan sesuatu yang bermanfaat untuk kedua negara.

“Saya ini lahir di Pakistan, namun besar dan sukses di Indonesia, makanya saya harus berterima kasih kepada dua negara ini. Salah satu caranya adalah terus mengupayakan untuk meningkatkan pariwisata di dua negara, Pakistan dan Indonesia,” ujar Atta.

Sebagaimana diketahui, saat ini belum ada penerbangan langsung yang melayani kedua negara. Untuk ke Pakistan dari Jakarta, traveler harus transit terlebih dahulu di Abu Dhabi atau Doha, tergantung maskapainya.

Hal itu yang menjadi salah satu hambatan untuk menggenjot wisatawan baik dari Pakistan ke Indonesia ataupun sebaliknya.

“Dengan kesepahaman ICE dan ASITA, kami ingin melihat peningkatan angka kunjungan pariwisata di dua negara, sehingga maskapai juga melirik untuk membuka keran penerbangan langsung,” tutup Rahmat yang sudah satu tahun bertugas di Pakistan ini.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version