Sabtu, Maret 1


Jakarta

Tahun 2025 ini tepat menandai 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Pakistan. Mari simak sejarah hubungan kedua negara dan tantangan di masa depan.

Hubungan antara Indonesia dengan Pakistan memang sudah terjalin sejak puluhan tahun silam. Pakistan termasuk salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Pakistan juga merupakan salah satu negara yang ikut memprakarsai Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar di Bandung pada 18-24 April 1955. Pakistan saat itu diwakili oleh Muhammad Ali Jinnah, sang pendiri negara tersebut.


Konferensi Asia Afrika didasari akan persamaan nasib, sejarah, latar belakang, dan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara yang baru merdeka namun masih menghadapi konflik.

Konferensi ini membuahkan hasil berupa Dasasila Bandung yang mendorong agar negara-negara di dunia untuk menghormati kedaulatan negara lain dan tidak melakukan intervensi terhadap persoalan negara tersebut.


Meski sudah terjalin sejak lama, namun persahabatan antar kedua negara bukan tanpa tantangan. Selama ini, masih terjadi miskomunikasi di ruang publik tentang Pakistan dan Indonesia. Hal itu diakui oleh Atta Ul Karim, pengusaha berdarah Pakistan yang telah lama menetap di Indonesia.

Menurut Atta, sampai sekarang masih ada stereotip yang tidak sesuai terkait pandangan orang Pakistan terhadap Indonesia dan juga sebaliknya, pandangan orang Indonesia terhadap Pakistan.

“Ada kekurangan informasi yang diterima. Orang Indonesia masih banyak yang menganggap Pakistan adalah negara yang sedang konflik. Pun orang Pakistan masih banyak yang menganggap Indonesia sebagai negara yang terbelakang karena menilai dari jumlah TKI yang banyak,” jelas Atta, Jumat (28/2/2025).

“Padahal faktanya Indonesia jauh lebih berkembang dibandingkan Pakistan itu sendiri,” imbuh dia.

Sebagai orang yang mengetahui kondisi yang sebenarnya di dua negara tersebut. Atta merasa punya kewajiban untuk mengubah itu.

“Makannya saya merasa harus ada platform yang dapat menyampaikan hal ini,” kata Atta.

Untuk itu, ia dan International Creatives Exchange (ICE) meluncurkan www.pakistanindonesia.com guna menjembatani informasi antara Indonesia dan Pakistan.

Media tersebut berisi informasi tentang Pakistan dan juga Indonesia yang bisa dijadikan rujukan untuk berbagai macam kepentingan, baik itu pendidikan maupun pariwisata.

“Saya berharap apa yang ada di website ini bisa dijadikan rujukan. Selain itu, kami juga memberikan wadah bagi para pelajar dan mahasiswa yang ingin memberikan kontribusi dalam bentuk karya tulis untuk ditampilkan di dalam website,” tambah dia.

Sementara itu, Sean Richard Bangun dari Asosiasi Kembali Berwisata Indonesia (Kemberin) menambahkan platform itu bisa menyoroti potensi pariwisata kedua negara yang amat kaya.

Mengingat, Pakistan punya potensi wisata alam luar biasa, seperti gunung tertinggi kedua di dunia dan lembah-lembah yang memukau. Sementara Indonesia dikenal dengan ragam budaya dan panorama alam nan elok.

“Banyak orang Indonesia belum tahu tentang keindahan Pakistan. Website ini akan menjadi jembatan untuk memperkenalkan potensi pariwisata yang ada di sana,” ucap Sean.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version