Jakarta –
Human metapneumovirus (HMPV) sedang ramai diperbincangkan sejak dikabarkan merebak di China. Banyak yang khawatir virus ini memunculkan pandemi COVID-19 seperti virus Corona di 2020 lalu.
Berikut adalah tujuh fakta HMPV, terkait gejala hingga risikonya menurut sains, dirangkum detikINET dari berbagai sumber, Senin (6/1/2025)
1. Menyerang Sistem Pernapasan
HMPV adalah virus yang menyerang sistem pernapasan atas, namun kadang bisa menyebabkan infeksi pernapasan bawah.
2. Terjadi di Musim Dingin
HMPV umum terjadi di musim dingin dan musim semi. Chinese Center for Disease Control and Prevention (CCDCP), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan, HMPV ikut berkontribusi dalam infeksi pernapasan di saat musim dingin kali ini. Mereka telah menetapkan protokol untuk pelaporan laboratorium dan verifikasi kasus tersebut.
3. Gejala Mirip Flu
CCDCP menyatakan gejala infeksi HMPV yang kerap ditemui antara lain batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Ciri-ciri umum ini mirip dengan flu, sehingga perlu pemeriksaan medis untuk memastikannya.
Pada kasus yang parah, HMPV dapat mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
4. Kelompok Paling Berisiko
Menurut CCDCP, mereka yang memiliki riwayat asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), atau emfisema, berisiko lebih tinggi terjangkit HMPV.
5. Menyebar Melalui Droplet
Virus menyebar terutama melalui droplet atau aerosol dari batuk atau bersin, serta kontak dekat atau paparan lingkungan yang terkontaminasi. Masa inkubasi berkisar antara tiga hingga lima hari.
6. Pencegahan Seperti COVID-19
Adapun rekomendasi pencegahan penularan sama seperti COVID-19, yakni memakai masker di keramaian, menjaga jarak sosial, sering mencuci tangan, sebisa mungkin menghindari tempat ramai, menjaga kebersihan, memastikan ventilasi ruangan yang baik, dan menerapkan gaya hidup sehat.
7. Tidak Sama Seperti COVID-19
Meski memiliki beberapa kesamaan dengan pandemi Corona, ahli menyebut HMPV tidak bisa ‘disejajarkan’ dengan virus penyebab COVID-19.
Menurut Prof Tjandra Yoga Aditama yang pernah menjabat Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, ada tiga alasan mengapa HMPV tidak tepat disejajarkan dengan COVID-19.
“Pertama, ini (HMPV) bukanlah virus atau varian baru, ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Di sisi lain COVID-19 adalah varian baru dari virus Corona,” katanya, mengutup detikHealth.
Kedua, terkait gejala HMPV yang dinilai sama dengan COVID-19, menurut Prof Tjandra gejala yang muncul dari masalah pernapasan dan infeksi paru-paru umumnya akan seperti batuk, demam, sesak, nyeri dada, dan kalau gejala semakin berat harus masuk rumah sakit.
“Ketiga, ada juga yang menyebut HMPV mirip COVID-19 karena sekarang ada peningkatan kasus di China. Ini juga tidak tepat karena dari waktu ke waktu memang selalu saja ada peningkatan kasus infeksi saluran napas, apalagi di musim dingin di negara empat musim seperti China,” tutupnya.
(rns/fay)