Jumat, November 1


Honolulu

6 Destinasi dunia yang dahulu mempesona, kini menjerit oleh keramaian wisatawan yang terlalu berlebihan, menyebabkan fenomena yang disebut ‘overtourism’.

Negara-negara yang sebelumnya berlomba menarik perhatian banyak pelancong, kini bergeser fokusnya karena destinasi dunia ini terjebak dalam bayang-bayang overtourism.

Kunjungan wisatawan yang kian meningkat, dengan berbagai dampak negatifnya, membuat banyak negara sedang berjuang mengendalikan jumlah pengunjung.


Semakin memikat sebuah tempat, semakin terancam pula oleh kehadiran wisatawan yang berlebihan. Pemerintah dan masyarakat yang mulanya berlomba sebanyak-banyaknya menarik wisatawan, kini sudah beralih mencari solusi jitu untuk mengendalikan jumlah wisatawan.

Berikut sejumlah destinasi wisata dunia yang sedang bergelut dengan bayang-bayang overtourism:

1. Hawaii

Hawaii, surga tropis yang kini terperangkap dalam tantangan overtourism. Popularitas musim pertama serial The White Lotus (2021), yang mengambil latar belakang di Hawaii, telah meningkatkan minat wisatawan ke negara kepulauan di Pasifik ini.

Hawaii Foto: ejs9/Getty Images via thepointsguy.com

Sebagai hasilnya, Hawaii mengalami peningkatan jumlah pengunjung yang melebihi kapasitasnya, menimbulkan tekanan pada jalan, pantai, dan infrastruktur lokalnya. Bahkan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke hawai mencapai 9,2 juta wisatawan sedangkan jumlah penduduk hanya sekitar 1,4 juta orang.

Mengetahui daerahnya terancam overtourism, Gubernur Josh Green telah mengajukan proposal biaya iklim sebesar USD 25 yang bertujuan untuk memitigasi overtourism di Hawaii. Bahkan biaya atraksi populer meningkat dua kali lipat bagi warga non-lokal.

2. Kepulauan Canary, Spanyol

Pesona pantai-pantai indah Kepulauan Canary telah menjadikannya destinasi idaman bagi para pelancong. Karena kecantikannya, pulau ini bisa dikunjungi hingga 48 juta wisatawan tahun 2023.

Bahkan, wisatawan dari Inggris telah ditegur agar tidak memasuki pulau-pulau seperti Lanzarote dan Tenerife karena lonjakan kunjungan yang berdampak negatif pada lingkungan dan penduduk lokal.

Fernando Clavijo, presiden pemerintahan Kepulauan Canary, mengungkapkan bahwa sekitar 36% dari total populasi pulau (sekitar 780.000 orang) berisiko terjerat dalam kemiskinan dan marginalisasi sosial akibat dampak overtourism. Penduduk Kepulauan Canary di Spanyol pun sudah menyerukan pembatasan kedatangan wisatawan.

3. Amsterdam, Belanda

Ibu kota Belanda telah menjadi korban overtourism dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, jumlah wisatawan yang datang mencapai lima juta orang, sementara populasi negara tersebut hanya sekitar 1,1 juta.

Akibatnya, penduduk lokal mengalami kesulitan dalam mencari perumahan, karena banyak apartemen yang disewakan khusus untuk keperluan wisata.

Amsterdam Foto: AP/Peter Dejong

Menanggapi permasalahan overtourism yang menghantui, Amsterdam menerapkan beberapa peraturan. Mulai dari larangan untuk membangun hotel.

Pembangunan hotel hanya diizinkan saat hotel lainnya tutup. Amsterdam pun sudah pernah melakukan larangan kapal pesiar dan menutup terminal kapal pesiar.

4. Venesia, Italia

Venesia di Italia dengan berbagai destinasinya yang ikonik. Mulai dari kanalnya yang berliku-liku, gondola yang ikonik, dan bangunan-bangunan bersejarahnya, telah menarik jutaan wisatawan.

Bahkan, diperkirakan Venesia bisa kedatangan wisatawan sekitar 20 juta orang setiap tahunnya. Jumlahnya jauh melampaui populasi penduduknya yang hanya 50.000 jiwa.

Overtourism di Venesia Foto: AP/Luca Bruno

Menyadari bahaya overtourism yang mulai menyerang, akhirnya Venesia akan menerapkan biaya masuk untuk wisatawan harian. Pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga lima euro atau sekitar Rp 87 ribu.

Tiket ini hanya berlaku bagi wisatawan harian yang mengunjungi kota itu antara pukul 08.30 hingga 16.00. Penerapan sistem tiket masuk ini bertujuan untuk mendorong agar para pengunjung harian datang saat waktu yang lebih sepi, sehingga mengurangi kerumunan wisatawan.

5. Dubrovnik, Kroasia

Dubrovnik, sebuah kota di Kroasia, telah menjadi salah satu destinasi pariwisata paling populer di dunia. Jumlah pengunjungnya diperkirakan melampaui jumlah penduduk lokal, dengan rasio mencapai 30 banding satu.

Kelebihan pengunjung ini telah menyebabkan Dubrovnik terperangkap dalam masalah overtourism. Dampaknya terasa dalam kemacetan lalu lintas ketika bus wisata parkir di luar tembok Kota Tua, serta rusaknya infrastruktur akibat tekanan yang terlalu besar dari jumlah pengunjung yang berlebihan.

Menanggapi hal tersebut, pejabat kota telah mengumumkan inisiatif baru untuk mengatasi masalah overtourism. Mulai bulan depan, Dubrovnik akan melarang izin sewa swasta di pusat kota.

6. Thailand

Dengan proyeksi jumlah wisatawan mencapai 40 juta orang, destinasi utama Thailand seperti Phuket, Samui, dan Pattaya berada di ambang overtourism.

Bahkan selama puncak musim liburan, Phuket telah mengalami kemacetan lalu lintas dan masalah kekurangan air. Sementara, bandara internasionalnya kehabisan slot untuk maskapai penerbangan.

Surawat Akaraworamat, wakil presiden Dewan Pariwisata Thailand (TCT), menekankan perlunya kebijakan penarikan biaya pariwisata sebesar 300 baht atau sekitar Rp 130 ribu guna mendukung dana pengembangan pariwisata, sekaligus mengatasi masalah overtourism.

Simak Video “Beda Ekspresi Han So Hee-Ryu Jun Yeol di Bandara Seusai Pulang dari Hawaii
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version