Rabu, Januari 15

Jakarta

Homo neanderthal dan Homo sapiens diyakini sebagai nenek moyang manusia modern. Meski dianggap sebagai kembaran karena bersaudara dekat, ilmuwan menganggap mereka sebagai jenis berbeda.

Dalam artikel ini akan kita ulas perbedaan antara Homo neanderthal dan Homo sapiens, mulai dari sejarah penemuan, ciri-ciri, hingga masa hidup keduanya.

Beda Homo Neanderthal dan Homo Sapiens

Berikut ini 6 perbedaan Homo neanderthal dan Homo sapiens dari berbagai sisi:


1. Sejarah Penemuan

Menurut situs The Smithsonian’s Museum Conservation Institute, spesimen pertama Homo neanderthalensis yang diakui adalah Neanderthal 1. Fosil Neanderthal 1 ditemukan pada tahun 1856 di Jerman.

Penemuan fosil selanjutnya pada 1864 diberi nama Homo neanderthalensis oleh ahli geologi William King. Nama ini berdasarkan lokasi penemuannya, yakni di Gua Feldhofer, Neanderthal (Lembah Neander), Jerman.

Beberapa tahun kemudian, para ilmuwan menyadari penemuan fosil pada 1829 di Engis, Belgia, dan 1848 di Tambang Forbes, Gibraltar juga merupakan Neanderthal. Sehingga, dua fosil ini disebut sebagai penemuan Neanderthal yang pertama.

Sementara Homo sapiens, menurut Natural History Museum, fosil pertamanya ditemukan di Jebel Irhoud, Maroko, pada 1960-an. Awalnya, usia fosil diperkirakan sekitar 40.000 tahun.

Selanjutnya banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui fosil melalui penggalian situs. Riset menemukan berbagai tengkorak parsial, rahang bawah, hingga perkakas batu. Melalui berbagai bagian fosil ini, usia H sapiens diperkirakan 100.000 hingga 350.000 tahun.

2. Fitur wajah

Berbagai fitur wajah H neanderthal sangat unik, seperti dikatakan profesor antropologi biologi di New York University bernama Shara Bailey. Dikutip dari Live Science, fitur ini memungkinkan H neanderthal tak sulit dibedakan dengan spesies lain.

Ciri-cirinya adalah memiliki dahi yang miring dengan alis sangat tebal melengkung, hidung lebih lebar dan menonjol, serta tengkorak yang sedikit lebih memanjang. Jika dilihat dari samping, H neanderthal juga memiliki dagu yang lebih kecil serta gigi depan yang lebih besar dari H sapiens.

Sementara tengkorak manusia modern cenderung tinggi dan bulat, tempurung otaknya berbentuk bulat. Sedangkan tengkorak Neanderthal, seperti kebanyakan manusia purba lainnya, panjang dan rendah.

3. Bentuk Tubuh

Pimpinan penelitian evolusi manusia Chris Stringer di Natural History Museum mengatakan, H neanderthal dapat berdiri tegak dengan dua kaki dan tulang mirip manusia modern. Rata-rata tinggi H neandherthal adalah 150-170 cm, badan berotot dengan bahu lebar, serta pinggulnya melebar.

Namun, kapasitas paru H neanderthal 20% lebih besar daripada manusia modern. Proporsi badan Neanderthal juga berbeda, seperti segmen bawah lengan dan kaki mereka relatif lebih pendek dibandingkan dengan segmen atas.

4. Pola Makan

H neanderthal dipercaya mengonsumsi daging dan tumbuhan seperti biji-bijian dan kacang-kacangan. Namun mereka cenderung makan daging karena iklim saat itu lebih dingin.

Spesies H neanderthal disebut berburu binatang berukuran besar dan sedang. Mereka kemungkinan menggunakan teknik perburuan penyergapan jarak dekat dengan menusuk binatang dengan tombak tajam.

5. Pola Perilaku

Perilaku Neanderthal juga mirip dengan manusia sekarang. Mereka mengubur kerabatnya yang meninggal, merawat yang sakit, tinggal di gua bersama komunitas kecil, dapat membuat api dan bisa berbahasa. Neanderthal juga mengenakan beberapa pakaian, seperti kulit binatang di bahu atau di sekitar pinggang,

Menurut Stringer, perilaku H neanderthal sebetulnya mirip H sapiens generasi awal. Hal ini terlihat pada Homo sapiens yang meninggalkan Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu. Mereka diperkirakan menggunakan jenis perkakas batu yang sama dengan Neanderthal. Baru sekitar 50.000 tahun yang lalu, terjadi ‘ledakan’ kebudayaan pada Homo sapiens.

6. Masa Hidup

Dalam buku Sangiran Menjawab Dunia terbitan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dijelaskan, H neanderthalensis punah karena tak mampu melawan kondisi alam yang sangat dingin.

Banyak dari mereka mati muda ketika berusia tak sampai 20 tahun. Masa hidup mereka terbilang sangat singkat, karena spesies tersebut hanya bertahan kurang dari 100.000 tahun.

Sementara Homo sapiens adalah spesies yang menjadi satu-satunya manusia yang bertahan hingga saat ini. Spesies ini bisa bertahan karena punya kemampuan adaptasi yang luar biasa.

(bai/row)

Membagikan
Exit mobile version