Rabu, Oktober 30

Jakarta

Daun katuk jadi ramai diperbincangkan netizen sejak debat kedua Pilkada Jakarta 2024. Bagaimanakah faktanya menurut sains?

Dalam debat kedua Pilkada Jakarta 2024 di Ancol, Minggu (27/10) malam, cagub nomor urut 2 Dharma Pongrekun membahas soal daun katuk. Kaitannya soal kesehatan ibu menyusui untuk memperlancar produksi ASI.

Secara ilmiah, daun katuk (Sauropus androgynus) sudah lama dikenal sebagai tanaman herbal untuk memperlancar produksi ASI. Populasi daun katuk tersebar di sejumlah negara Asia termasuk Indonesia. Sudah banyak penelitian akademik soal daun katuk.


Dihimpun detikINET dari berbagai sumber, Selasa (29/10/2024) misalnya saja, ada hasil riset tim ilmuwan Thattantavide Anju, Nishmitha Kumari S R Rai, Ajay Kumar berjudul Sauropus androgynus (L.) Merr.: A Multipurpose Plant with Multiple Uses in Traditional Ethnic Culinary and ethnomedicinal preparations di Journal of Ethnic Foods tahun 2022. Ada pula CH Tan, EWL Chan, dan PL Tan dengan judul Sauropus androgynus as a Potential Natural Source of Galactagogue di Journal of Ethnopharmacology tahun 2018.

Menurut para ilmuwan, daun katuk memang terbukti secara ilmiah memiliki sejumlah manfaat:

1. Meningkatkan produksi ASI

Daun katuk mengandung steroid dan polifenol, yang bisa merangsang hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon ini penting dalam produksi dan pengeluaran ASI. Menurut riset Chan dkk di Journal of Ethnopharmacology, daun katuk terbukti efektif meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui karena efek galaktagog yaitu zat yang merangsang ASI pada kandungan daun katuk. Menurut Ajay Kumar dkk di Journal of Ethnic Foods kandungan papaverine pada daun katuk meningkatkan produksi ASI.

2. Efek rileks dan anti stress

Ibu menyusui butuh suasana tenang, karena stress dapat memengaruhi produksi ASI. Kondisi stress dapat menghambat hormon oksitosin yang berfungsi dalam mengeluarkan ASI. Daun katuk memiliki efek rileks dan bisa membantu menenangkan sistem saraf. Kandungan zat besi dan nutrisi lainnya membantu ibu untuk tidak mudah lelah dan stres, sehingga dapat menjaga kualitas ASI.

3. Mengandung antioksidan

Antioksidan dalam daun katuk berperan untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh, menjaga kesehatan sel, serta mengurangi peradangan. Bagi ibu menyusui, antioksidan ini penting karena dapat menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan kuat, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI.

4. Kaya nutrisi

Daun katuk mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin A, vitamin C, zat besi, kalsium, dan fosfor. Vitamin A dan C bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, baik bagi ibu maupun bayi yang menyusui. Kandungan zat besi dan kalsium juga mendukung kesehatan tulang ibu dan bayi. Selain itu, zat besi dalam daun katuk membantu mencegah anemia, yang kerap dialami ibu pasca melahirkan.

5. Mengandung zat anti kanker

Riset Ajay Kumar dkk menyebutkan daun katuk juga mengandung zat yang bisa mencegah kanker payudara. Zat-zat itu seperti misalnya tetradecanoic acid, octadecadienoic acid, phytol, squalene dan asetat. Ekstrak daun katuk menunjukkan efek penghambatan pada proliferasi garis sel kanker payudara.

Itulah 5 manfaat daun katuk yang terbukti secara ilmiah. Daun katuk bisa dikonsumsi dengan dimasak menjadi sayur, ditumis, menjadi lalapan atau jus.

Dikutip dari detikHealth, Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr Inggrid Tania menyarankan daun katuk dikonsumsi dalam jumlah wajar misalnya dalam makan 3 kali sehari, ada semangkuk sayur katuk. Namun perlu hati-hati untuk daun katuk dalam bentuk ekstrak, karena memiliki konsentrasi tinggi jadi tidak disarankan bagi ibu menyusui dengan gangguan fungsi liver.

(fay/fyk)

Membagikan
Exit mobile version