Minggu, April 6

Jakarta

Perayaan lebaran ikonik dengan kue kering yang disajikan saat menjamu tamu. Ternyata ada beberapa kue bukan asli Indonesia, melainkan hasil akulturasi Eropa.

Susunan stoples-stoples di atas meja ketika lebaran menjadi pemandangan yang paling umum ditemui. Kue-kue kering yang disuguhkan ikonik sebagai camilan untuk menyambut tamu yang datang ke rumah.

Beragam jenis kue kering seperti nastar, kastengel, putri salju, lidah kucing, dan masih lainnya seolah tak boleh absen saat lebaran. Namun di balik deretan kue-kue ini tersimpan kisah akulturasi antara dua budaya dalam satu makanan.


Beberapa kue kering yang hadir saat lebaran rupanya hasil perkawinan budaya antara Indonesia dengan Eropa. Beberapa bangsa yang pernah menjejakkan kakinya di tanah air meninggalkan budaya kuliner yang tersimpan sampai sekarang, salah satunya dalam wujud kue kering.

Berikut ini 5 kue kering hasil akulturasi budaya Indonesia-Eropa:

Kue nastar populer di Indonesia setelah diperkenalkan oleh orang Belanda. Foto: Istimewa

1. Nastar

Sejarawan Fadly Rahman kepada RRI (24/3) mengatakan bahwa munculnya kue kering dimulai pada masa kolonial saat kependudukan Belanda. Saat itu orang Belanda senang membuat kue kering dengan menggunakan bahan-bahan lokal.

Salah satu yang paling populer pada masanya hingga sekarang ialah kue berisi selai nanas. Dahulu, kue ini disebut sebagai ananas koekjes yang aslinya di Belanda kue ini dibuat dengan isian selai blueberry atau apel.

Ananas koekjes kemudian populer di kalangan rakyat Indonesia dan dikenal sebagai nastar. Sampai sekarang kue nastar termasuk yang paling ikonik dan populer sebagai suguhan lebaran.

2. Kaastengel

Dari penyebutan namanya saja ‘kaastengel’ tidak terdengar sebagai bahasa Indonesia yang mudah diucapkan. Ternyata kue ini masih tak terlepas dari budaya orang Belanda yang datang ke Indonesia.

Kaastengel atau kastengel sendiri bermakna batang keju. Cikal bakal kue ini berasal dari kue kering asal Belanda berbahan keju Edam atau Gouda.

Sayangnya di Indonesia mereka kesulitan menemukan jenis keju serupa. Sampai akhirnya resepnya diubah dan masih digunakan dalam pembuatan kue kastengel di era modern.

Kue kering hasil akulturasi budaya lainnya berlanjut di halaman berikutnya.

Membagikan
Exit mobile version