Kamis, September 19

Jakarta

Maulid Nabi dirayakan dengan tradisi di berbagai daerah Indonesia, termasuk suguhan makanan khas. Tak hanya makanan utama, tapi juga aneka kue manis yang bahkan sudah identik dengan perayaan umat islam ini.

Hari ini umat Islam merayakan Maulid Nabi yang merujuk pada waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setiap tahun perayaan ini jatuh pada 12 Rabiul Awal, bulan ketiga dalam kalender Hijriah.

Berbagai acara keagamaan dilaksanakan umat muslim di Indonesia saat Maulid Nabi. Biasanya berupa sholawat, ceramah, sampai kegiatan sosial yang bertujuan mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam.


Selain itu, Maulid Nabi juga lekat dengan tradisi makan bersama. Biasanya digelar usai acara doa bersama. Beberapa makanan bahkan sudah menjadi ikon atau ciri khas Maulid Nabi.

Sebut saja nasi tumpeng yang menggambarkan harapan agar dapat kemuliaan hingga kembang endog yang jadi wujud cinta masyarakat Banyuwangi terhadap Nabi Muhammad SAW. Hidangan ini berupa telur rebus ditusuk bambu kecil dan dihias dengan kertas warna-warni.

Selain itu, ada kue yang kerap tersaji saat Maulid Nabi di berbagai daerah. Ini jenis-jenis dan filosofinya:

1. Kue kolombengi dan tutulu – Gorontalo

Foto: YouTube Mami Dennia

Masyarakat Gorontalo kerap menyuguhkan kue-kue manis saat Maulid Nabi. Pertama ada kue kolombengi yang jamak disajikan di Desa Bongo. Berupa kue kering berbahan dasar tepung terigu, telur ayam, dan gula. Teksturnya kering dan rasanya manis, cocok dinikmati dengan kopi pahit.

Kue kolombengi mendominasi isian tolangga yaitu wadah kerucut menjulang tinggi yang diarak oleh warga menuju masjid saat perayaan Maulid Nabi. Kue ini disebut sebagai perlambang erat silaturahmi warga Gorontalo saat perayaan hari besar islam.

Lalu ada kue tutulu yang merupakan cucur. Kue ini berbahan dasar tepung beras, terigu, dan gula merah. Juga kue apangi yaitu kue apem berbahan tepung beras yang enak dinikmati dengan siraman gula aren.

2. Kue nagasari – Indramayu

Foto: Anindya Milgasita/detikJateng

Kue nagasari merupakan jajan pasar favorit karena rasanya manis gurih dengan isian pisang. Kue yang berasal dari Indramayu ini juga kerap jadi suguhan saat perayaan Maulid Nabi.

Bahan utamanya tepung sagu, tepung beras, gula, dan santan yang kemudian diisi potongan pisang. Kue nagasari lalu dibungkus daun pisang dan dikukus.

Kue nagasari kerap terlihat dalam tradisi Grebeg Maulud atau tradisi berebut Tujuh Gunungan yang diadakan oleh Keraton Yogyakarta. Gunungan kue ini berisi aneka kue, termasuk juga onde-onde wijen dan apem selong.

3. Wadai kararaban – Kalimantan Selatan

Foto: Cookpad

Masyarakat Kalimantan Selatan punya suguhan khas saat perayaan Maulid Nabi, wadai kararaban. Kue ini berbahan utama gula merah dan santan kelapa sehingga menghasilkan rasa manis dan gurih yang khas.

Selain itu, penggunaan bahan tersebut juga menjadi filosofi tersendiri. Konon rasa manis dari gula merah dan gurih dari santan kelapa mewakili harmoni dalam tradisi dan rasa dalam hidup.

Wadai kararaban punya ciri khas tekstur lembut dan aroma rempah karena ditambahkan adas dan kayu manis. Nama ‘kararaban’ berasal dari bahasa Banjar yang berarti ‘selaput kotoran’ seperti sarang laba-laba dan debu. Mungkin karena bagian atas kue ini seperti sarang laba-laba atau debu yang berhamburan, akibat taburan adas atau kayu manis.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Membagikan
Exit mobile version