Pastry canele yang unik bentuknya tengah viral dan disoroti. Ternyata ada banyak fakta menarik dibalik kue yang sedang banyak dicari ini.
Tren makanan yang dinamis membuat banyak kue-kue dan hidangan impor mendadak populer di Indonesia. Salah satunya pastry cantik bernama canele.
Kue ikonik ini pada dasarnya menggunakan bahan custard dengan melalui proses pemanggangan hingga bagian luarnya terkaramelisasi. Perpaduan tekstur yang renyah dan lembut banyak dicari penggemar pastry untuk diulas maupun sekadar memenuhi rasa penasaran.
Influencer yang tengah diboikot, Codeblu, sempat mengeluarkan canele buatannya sendiri. Di balik kue yang ikonik ini terdapat fakta menarik mengiringi perjalanan panjang sejak kemunculan hingga populer seperti sekarang.
Berikut ini 5 fakta canele yang dilansir dari Best of France:
|
Munculnya canele oleh sejarawan disebut sudah ada sejak abad ke-15. Foto: Getty Images/Promo_Link
|
1. Munculnya canele
Canele diyakini berasal dari bagian selatan Prancis. Canele pertama kali dihidangkan di Bordeaux pada abad ke-15 dan 18.
Diambil dari bahasa Prancis, ‘canele’ memiliki arti ‘seruling’. Namanya merujuk pada bentuk kue canele yang bulat memanjang dengan lubang di bagian tengah.
Menurut kepercayaan, awalnya resep canele begitu dijaga kerahasiaannya dan sangat terbatas penyajiannya. Untuk membuatnya juga ada cetakan khusus yang dipercaya mematangkan canele dengan maksimal.
2. Berawal dari sampah wine
Orang Prancis percaya canele berawal dari sampah yang dihasilkan pembuat wine. Bordeaux dikenal sebagai produsen wine dan dalam pembuatannya para pengrajin wine di sana menggunakan banyak putih telur untuk menjernihkan wine mereka.
Sampai akhirnya sisa kuning telur yang sebelumnya hanya dibuang diberikan kepada biarawati setempat. Di tangan biarawati, kuning telur itu diolah menjadi kue berbahan dasar tepung mirip custard.
Kue yang awalnya dianggap sebagai solusi mengatasi ampas dari wine nyatanya berhasil menjadi makanan gratis yang enak untuk dibagikan kepada warga miskin setempat. Resep aslinya konon pernah hilang gegara perang dan berhasil diselamatkan oleh sekelompok bakers di Bordeaux, Perancis.
