Senin, Juli 8

Jakarta

Banyak restoran Italia hadir dengan konsep premium dimana harga menunya mahal. Namun menurut chef, kualitas beberapa restoran itu tak sepadan dengan harganya. Ini ciri restoran Italia yang ‘red flag’.

Kuliner Italia termasuk mendunia karena banyak menunya terkenal di negara lain, termasuk Indonesia. Beberapa menu favoritnya antara lain pizza, pasta, risotto, tiramisu, hingga gelato.

Restoran Italia pun hadir dalam beragam konsep, termasuk yang premium, mewah, dan harga menunya mahal. Tak sedikit pemilik restoran juga melabeli ‘autentik’ untuk sajiannya.


Namun menurut chef, tak semua restoran Italia yang terlihat mewah memiliki kualitas menu sepadan. Ada cara untuk mengenalinya yaitu dengan mengetahui ‘red flag’ di restoran tersebut.

Istilah ‘red flag’ belakangan banyak dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang berbahaya atau tidak sesuai sehingga sebaiknya dihindari. Dalam konteks tempat makan, ‘red flag’ bisa dari pelayanan hingga menunya.

Mengutip Business Insider (5/7/2024), inilah 5 ciri restoran Italia ‘red flag’:

1. Sajikan menu tidak sesuai musim

Stefano Secchi, chef restoran Rezdora di New York berpengalaman soal kuliner Italia. Ia sering bolak-balik ke Italia untuk mempelajari kuliner di sana sehingga ia tahu cara orang sana membuat menu kesehariannya.

Soal makanan pembuka, Secchi bilang restoran itu otomatis ‘red flag’ jika menyajikan menu dari bahan makanan yang sedang tidak musim. Hal ini dapat dikenali dari sajian menunya,

Contoh Caprese salad yang dibuat dengan tomat. Seperti diketahui, hasil panen tomat paling bagus sekitar bulan musim panas di Amerika Serikat. Karenanya jika restoran menyajikan menu berbahan tomat pada akhir tahun atau awal tahun, maka itu tanda ada yang tak beres dari restoran.

2. Pasta yang terlalu bersaus

Foto: iStock

Secchi bilang ada lebih dari 20 wilayah di Italia, tapi terlepas dari menu apapun yang dibuat, pasta asli Italia seharusnya tidak pernah ‘tenggelam’ dalam saus. “Itu ‘red flag’ amat besar. Sebab jika kamu masak masakan Italia high-end, maka kamu tahu bagaimana cara membumbui pasta,” kata Secchi.

Sebuah restoran dianggap ‘red flag’ jika lebih fokus pada saus alih-alih pastanya sendiri. Seperti diketahui, di Italia pasta merupakan makanan yang sangat serius. Dibuat dengan mengorbankan banyak tenaga dan waktu untuk sehingga harus ‘dihargai’ lewat cara masak yang tepat.

Secchi berujar, “Di Italia kami bilang saus adalah condiment alias condimento, sesuatu yang disajikan bersama pasta.” Jadi, restoran Italia yang bagus adalah yang menonjolkan kualitas pasta dan menyeimbangkannya dengan saus.

3. Tidak menyajikan makanan Italia klasik dengan tepat

Secchi selalu bertanya pada pelayan restoran Italia karena banyak restoran tidak tahu benar menu yang ditawarkan. Pihak restoran juga mungkin salah memberikan nama menu.

Contohnya pada pasta tortelloni yang disajikan seukuran jempol atau lebih besar. Sebenarnya itu bukan tortelloni. Ukuran pasta dengan isian itu harusnya tepat, sedikit lebih besar dari tortellini.

Restoran Italia juga ‘red flag’ jika menyajikan saus Alfredo atau carbonara dengan krim. Seharusnya mereka pakai butter dan keju Parmigiano tradisional.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Membagikan
Exit mobile version