Senin, November 25


Jakarta

Perkara boleh atau tidaknya penumpang menyandarkan kursi di pesawat masih terus menjadi perdebatan. Dalam survey terbaru, banyak pelancong yang menolak hal itu.

Merebahkan kursi lebih ke belakang mungkin akan menambah sedikit kenyamanan. Namun, hal itu bisa saja menjadi bencana bagi penumpang di kursi belakang yang merasa lebih sempit.

Bahkan hal itu menjadi konflik besar dalam penerbangan Cathay Pacific Airways pada September lalu saat wanita menolak mengatur kursinya agar pasangan di belakangnya dapat menonton layar televisi. Alhasil keributan terjadi dan membuat pasangan tersebut menendang dan menggoyangkan kursinya.


Hingga saat ini belum ada etika jelas terkait merebahkan kursi di pesawat. Sebagian orang berpendapat bahwa hal itu seharusnya dilarang, terlebih untuk penerbangan jarak pendek.

Sementara itu, survei baru yang dilakukan The Harris Poll atas nama La-Z-Boy pada bulan Oktober menemukan 41 persen orang dewasa Amerika Serikat mendukung pelarangan merebahkan kursi selama penerbangan domestik.

Dari 2.051 responden survei, demografi yang paling banyak setuju adalah mereka yang berusia di atas 65 tahun dan mereka yang berusia antara 18 hingga 34 tahun.

“Berbaring di pesawat adalah topik yang polemis. Kami tahu beberapa orang menyukai posisi bersandar lima derajat yang mereka dapatkan di ketinggian 35.000 kaki, tetapi cara ini melanggar ruang gerak orang lain dapat menimbulkan kekacauan dan ketidaknyamanan,” kata Christy Hoskins, CMO La-Z-Boy, kepada USA TODAY.

Salah satu wisatawan yang mendukung larangan tersebut adalah Bryan Murphy. Ia adalah seorang ahli perjalanan Hawaii berusia 43 tahun dari Riverside, California.

“Sejujurnya, melarang kursi malas pada penerbangan domestik masuk akal,” katanya, seraya menambahkan bahwa larangan tersebut akan menghilangkan rasa canggung terhadap orang di belakang anda.

“Dengan ruang yang sudah lebih sempit daripada ikan sarden dalam kaleng, siapa yang butuh alasan lain untuk tegang di ketinggian 30.000 kaki?” Kata Murphy.

Ia menjelaskan bahwa adanya larangan itu membuat adanya standar yang jelas dan dapat menghormati kenyamanan semua orang di dalam pesawat.

Berbeda dengan itu, narasumber wanita Maria Opatz (32) juga menyebut adalah hak pelanggan untuk melakukan hal tersebut.

“Pendapat saya? Anda membayar untuk kursi itu dan semua fungsinya, termasuk tombol sandaran,” katanya.

“Jangan merasa tidak enak menggunakannya,” tambahnya.

(wkn/ddn)

Membagikan
Exit mobile version