Minggu, Maret 9


Jakarta

Sejumlah negara di dunia ternyata memiliki Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa sebagai perlindungan terhadap erosi pantai dan ancaman banjir rob.

Infrastruktur tanggul laut raksasa itu berperan penting dalam menanggulangi dampak perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, serta mitigasi bencana alam.

Dikutip dari Antara, Kamis (6/3/2025), berikut beberapa negara yang telah menerapkan sistem Giant Sea Wall:


1. Korea Selatan

Korea Selatan memiliki Giant Sea Wall yang dikenal sebagai Saemangeum Seawall. Struktur ini merupakan tanggul laut terpanjang di dunia dengan panjang sekitar 33,9 kilometer dan terletak di pesisir barat negara tersebut.

Saemangeum Seawall dibangun untuk mendukung sektor pertanian dengan menyediakan lahan baru serta mengamankan pasokan air baku. Selain itu, proyek ini juga dimanfaatkan untuk pengembangan industri dan pariwisata di kawasan pesisir.


2. Belanda

Belanda dikenal sebagai negara yang memiliki keahlian tinggi dalam pengelolaan banjir dan pembangunan tanggul laut. Salah satu proyek perlindungan pantai terbesar di negara ini adalah Delta Works, sebuah sistem kompleks yang terdiri dari bendungan, pintu air, dan dinding laut.

Delta Works dibangun sebagai respons terhadap bencana banjir dahsyat tahun 1953 yang menewaskan ribuan orang. Dengan adanya sistem ini, Belanda mampu melindungi wilayah pesisirnya dari ancaman kenaikan muka air laut dan badai.

3. Italia

Italia memiliki proyek MOSE (Modulo Sperimentale Elettromeccanico), yaitu sistem perlindungan yang terdiri dari serangkaian pintu air raksasa untuk melindungi Kota Venesia dari banjir akibat pasang surut.

MOSE dirancang untuk mengatasi dampak fenomena “acqua alta” yang sering menyebabkan genangan air di Venesia. Proyek ini mulai diuji coba pada tahun 2020 dan diharapkan mampu memberikan solusi jangka panjang bagi kota bersejarah tersebut.

4. Indonesia

Di Indonesia, proyek Giant Sea Wall diwujudkan melalui pembangunan The Great Sea Wall Jakarta yang merupakan bagian dari National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

Tanggul laut raksasa ini memiliki panjang sekitar 32 kilometer dan dibangun di pesisir Jakarta Utara untuk melindungi kota dari ancaman banjir rob serta mencegah masuknya air laut ke daratan yang lebih rendah.

Menurut data World Economic Forum (WEF) 2024, permukaan tanah di Jakarta mengalami penurunan rata-rata 17 cm per tahun, menjadikannya salah satu kota paling rentan terhadap risiko tenggelam.

Oleh karena itu, The Great Sea Wall Jakarta diharapkan menjadi solusi infrastruktur yang dapat meningkatkan ketahanan ibu kota terhadap perubahan iklim.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version