Jumat, Desember 13


Pangandaran

Sebanyak empat ekor banteng jawa yang statusnya langka dan dilindungi itu dilepasliarkan di Taman Wisata Alam (TWA) Cagar Alam Pangandaran.

Pelepasliaran empat ekor banteng jawa tersebut dilakukan oleh Menteri Kehutanan (Menhut) RI Raja Juli Antoni pada Rabu (11/12).

Raja Juli tiba di Bandar Udara Nusawiru pada Rabu pukul 11.30 WIB. Menhut langsung menuju ke lokasi acara reintroduksi banteng jawa.


Ada dua pasang atau empat ekor banteng yang reintroduksi di Padang Rumput Cikamal TWA Cagar Alam Pananjung. Empat banteng jawa itu berasal dari Taman Safari Indonesia Bogor, Prigen, dan Bali.

Selain banteng jawa, ada sejumlah satwa yang akan reintroduksi ke alam liar yaitu dua ekor elang brontok dan dua ekor landak Jawa.

Raja Juli mengatakan program reintroduksi atau pelepasliaran secara sengaja di daerah asli empat banteng jawa. Jadi, secara historis di Jawa terdapat populasi banteng, terutama di Pangandaran.

“Karena dulu terakhir di reintroduksi di zaman penjajahan dulu, tapi menjadi punah hampir punah saat Gunung Galunggung meletus pada tahun 1982. Terakhir ditemukan tulang belulang pada 2023,” kata Raja.

Ia berharap dengan reintroduksi banteng jawa, populasi satwa langka itu akan hidup kembali.

“Berharap setelah ini akan kembali menghidupkan kembali populasi banteng di Cagar Alam Pananjung Pangandaran,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko menambahkan kegiatan ini merupakan wujud nyata Kemenhut dalam kelestarian hayati khususnya satwa yang memiliki nama latin Bos javanicus javanicus itu. Terlebih, banteng jawa adalah satwa yang masuk kategori dilindungi.

“Reintroduksi ini bertujuan juga untuk meningkatkan populasi dan keberlanjutan,” ujar dia.

Ia berharap banteng jawa ini mendapatkan rumah aman dan nyaman seperti pada tahun 1979 yang lalu. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan perawatan kawasan Banteng Cagar Alam di blok Cikamal, pembangunan kandang Banteng dan penanaman rumput.

“Agar reintroduksi dan populasi bisa berkelanjutan,” katanya.

—–

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version