Jumat, November 1


Jakarta

Hampir 4 dekade beroperasi, warung mie bakso ikan ini memutuskan tutup. Pada hari terakhir berjualan, ternyata masih banyak pelanggan antre untuk makan di warung tersebut.

Meskipun mampu bertahan puluhan tahun, tetapi faktor tertentu bisa menyebabkan bisnis kuliner tutup. Terlepas dari banyaknya pelanggan yang masih setia, faktor-faktor lain tidak membuat keputusan tutup dibatalkan.

Kabar penutupan warung makan legendaris tentu mengejutkan pelanggan setia. Mungkin warung itu telah menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari atau menjadi andalan mereka di momen tertentu.


Sebagai bentuk perpisahan, tidak sedikit pelanggan berbondong-bondong datang untuk menikmati hidangan yang ditawarkan warung tersebut untuk terakhir kalinya.

Tidak hanya soal makanan, beberapa pelanggan mungkin juga ingin merasakan suasana hingga bertemu dengan pemiliknya untuk terakhir kali. Seperti yang terjadi di warung mie bakso ikan populer di Singapura.

Setelah beroperasi kurang lebih empat dekade, warung mie You Xiang Teochew Noodles menutup gerai mereka pada 23 Oktober 2024.

Bisnis yang dijalani oleh Ronghui dan istrinya, Chen Qiuyu selama 39 tahun itu memang terkenal menyajikan mie bakso ikan dengan harga yang sangat ramah dikantong. Menu-menu populer di sini terdiri dari mie bakso ikan dan mie daging cincang yang harga per porsinya hanya dibanderol 2.70 SGD (Rp 32.000) dan 3.50 SGD (Rp 41.600), lapor asiaone.com (29/10/2024).

Hidangan yang enak dengan harga sangat murah ini mungkin menjadi faktor banyaknya pelanggan merasa kehilangan. Pasalnya, di tengah kondisi ekonomi saat ini, cukup sulit menemukan tempat makan yang masih menawarkan harga makanan terjangkau.

Warung yang 39 tahun beroperasi ini memutuskan untuk tutup. Foto: Google Maps/S Lin, Google Maps/Tony Choo

Menurut laporan Shin Min Daily News, pemiliknya mengungkap bahwa area dekat warung makannya banyak dihuni lansia yang mungkin tidak lagi memiliki penghasilan tetap. Pemiliknya pun berharap harga makanan yang terjangkau ini bisa membantu meringankan beban mereka.

“Sekalipun penghasilan kami menurun, tetapi hal yang paling penting yaitu memberikan kenyamanan kepada publik,” ujar Hu, pemilik warung tersebut.

Ketika ditanya terkait perjalanan warung makannya ini, Hu pun menjawab bahwa awalnya ia cuma membantu temannya berjualan mie kaki lima. Ia lalu membuka warung pertamanya di coffee shop Potong Pasir.

Pasangan pemilik bisnis kuliner legendaris ini. Foto: Google Maps/S Lin, Google Maps/Tony Choo

Hu kemudian memindahkan bisnis tersebut ke Bukit Panjang Food Centre dan mengoperasikan warung di lokasi tersebut selama 10 tahun. Sejak saat itu, ia dan istrinya pun menerima banyak pelanggan tetap.

Sayang sekali pelanggan setia mungkin tidak lagi bisa makan mie bakso ikan buatan mereka. Tidak heran jika di hari terakhir operasinya, mereka menerima lebih dari 300 pelanggan, dan sebagian besarnya adalah pelanggan tetap.

Beberapa pelanggan pun mengungkapkan kesedihan terkait fakta bahwa mereka tidak lagi bisa menikmati makanan dari warung makan favoritnya itu.

Liao Jinfen mengatakan bahwa ia dan ibunya memang sudah langganan di sana dan biasa membeli fish cake di sana dua kali seminggu.

Di hari terakhir mereka jualan, masih banyak pelanggan antre untuk makan di sana. Foto: Google Maps/S Lin, Google Maps/Tony Choo

Tidak hanya soal makanan yang dijual, tetapi pelanggan juga memuji pelayanan dari pemilik gerai tersebut. Menurut Liong, pasangan suami istri itu sangat ramah.

Pada hari terakhir gerai ini buka, dilaporkan antrean sangat panjang di depan gerai. Malamnya, pemilik gerai dan kedua anaknya mengadakan pesta perpisahan yang turut diramaikan dengan teman dan kerabatnya.

Usai pensiun menjadi pemilik gerai mie bakso ikan, Hu mengungkap kepada Shin Min bahwa ia memiliki niat untuk jalan-jalan dan bertemu dengan teman lama.

Hu juga menjelaskan alasan lain ia menutup warung tersebut dengan mengungkap, “Kami sudah tidak muda lagi dan cepat lelah jika bekerja dalam waktu panjang. Saat ini anak-anak kami sudah lulus dari universitas dan tidak bisa secara konstan menjaga kami. Jadi waktunya kami menjaga diri sendiri.”

(aqr/adr)

Membagikan
Exit mobile version