Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Olimpiade Paris akan segera digelar, tepatnya pada 26 Juli – 11 Agustus 2024. Menyambut semaraknya, pelaksana Olimpiade akan menyediakan 300 ribu kondom untuk para atlet.

Direktur Olympic Village, Laurent Michaud, mengungkapkan kepada Sky News bahwa mereka akan menyediakan 300 ribu kondom untuk 14.250 atlet yang menginap di Paris.

Jika dikalkulasi, jumlah kondom itu cukup untuk 21 kali hubungan intim bagi setiap atlet. Cukup banyak bukan?


“Ini adalah jumlah yang memastikan bahwa setiap orang akan mendapatkan apa yang mereka harapkan dan apa yang mereka butuhkan. Kami akan kedatangan 14.250 penduduk, atlet, dan ofisial pers di sini, yang akan datang untuk acara besar ini dan merasakan pengalaman yang luar biasa di sini,” jelas Laurent, dikutip dari Dailystar, Sabtu (6/7/2024).

Adapun pemberian kondom adalah tradisi sejak Olimpiade Seoul 1988. Penyelenggara membagikan alat kontrasepsi tersebut untuk meningkatkan kesadaran terhadap HIV dan AIDS. Bahkan, saat Olimpiade 2020, 150 ribu kondom telah dibagikan, kendati pemerintah Jepang masih mengimbau atlet menjaga jarak akibat pandemi COVID-19.

Meski aktivitas keintiman kembali diperbolehkan di Olimpiade 2024, tetapi bukan berarti para atlet dapat melakukan hal-hal yang bebas, khususnya di daerah pedesaan Prancis.

“Tentu saja tidak ada sampanye di desa, tetapi mereka juga bisa mendapatkan sampanye sebanyak yang mereka mau di Paris,” kata Michaud.

Namun, hal ini justru bertolak belakang dengan upaya penyelenggara menyiapkan ranjang ‘antiseks’. Ranjang itu didesain seolah agar tidak dapat dipakai untuk bercinta. Kasur dan rangka tempat tidur itu terbuat dari karton yang 100 persen dapat didaur ulang.

Penampakan ranjang antiseks di Olimpiade Paris 2024. (REUTERS/Benoit Tessier)

Mengapa disebut ranjang ‘antiseks’? Itu karena bingkai kartonnya dirancang untuk runtuh setelah mencapai berat tertentu.

“Saya berharap upaya Paris 2024 untuk mengurangi dampaknya akan menunjukkan bahwa kita bisa melakukan berbagai hal secara berbeda,” kata Georgina Grenon, direktur keunggulan lingkungan di panitia penyelenggara, dalam publikasi tersebut dikutip dari NYPost.

Adapun selama bertahun-tahun cerita tentang seks liar antar atlet Olimpiade banyak beredar. Ada yang menganggap itu sebagai pantangan di tengah kompetisi dan laga penting, namun ada pula yang memandangnya sebagai kebutuhan.

Sementara itu menurut Sky News, Olimpiade Paris adalah proyek termahal sejauh ini. Diperkirakan Paris telah menghabiskan Euro 2 miliar atau sekitar Rp 35,2 triliun.

(wkn/wkn)

Membagikan
Exit mobile version