
Jakarta –
Ok
3 Lokasi Ini Diduga Jadi Tempat Berawalnya Kehidupan di Bumi
(ilmuwan punya beberapa hipotesis mengenai tempat yang dianggap menjadi lokasi bermulanya kehidupan di planet bumi. Simak penjelasannya.)
Ada banyak teori mengenai asal mula kehidupan di Bumi. Namun planet kita menjadi satu-satunya tempat di Alam Semesta yang diketahui punya kehidupan.
Mulai dari mikroskopis hingga kehidupan yang sangat besar. Meski begitu, masih banyak misteri di mana tepatnya kehidupan itu bermula.
Ada berbagai teori dan bukti ilmiah yang mendukung hal tersebut. Dalam hal ini, dengan melihat susunan kimiawi kehidupan, kita bisa menduga bahwa kehidupan pertama ada di tempat tersebut.
Tempat yang Diduga Sebagai Titik Awal Kehidupan di Bumi
Dilansir Big Think, terdapat 3 tempat yang dianggap sebagai titik awal kehidupan, yakni ventilasi hidrotermal di laut dalam, kolam air panas di daratan, dan meteorit dari luar angkasa-memberikan petunjuk menarik tentang bagaimana kehidupan bisa muncul.
1. Ventilasi Hidrotermal (Retakan Dasar Laut)
Mengutip situs National Geographic, ada teori yang menyatakan bahwa kehidupan mungkin dimulai di kedalaman laut, tepatnya di sekitar ventilasi hidrotermal di dasar laut.
Retakan di dasar laut itu menyemburkan cairan panas berupa air, metana, senyawa hidrogen, amonia, dan lain-lain.
Di sekitar retakan itulah, miliaran tahun yang lalu, ada oksida nitrogen dalam air laut yang bisa bereaksi dalam campuran panas hingga 400° C dengan berbagai unsur untuk menciptakan molekul penyusun kehidupan, yakni asam amino dan protein.
Di tahun 2019, para peneliti dari University College London, membeberkan bahwa mereka telah menciptakan protosel (kumpulan lipid berbentuk bulat yang terorganisasi sendiri dan teratur secara endogen) dalam lingkungan ventilasi hidrotermal yang disimulasikan di laboratorium. Protosel itu bukanlah kehidupan, tetapi merupakan cikal bakal.
Ilmuwan menemukan sistem ventilasi hidrotermal bernama “white smokers,” yang disebut “Lost City Complex” atau “Kompleks Kota Hilang”.
Area yang menyerupai kondisi dasar laut di Zaman Hadean, yang dihuni oleh makhluk yang tidak bergantung pada sinar matahari.
2. Shallow Ponds (Kolam Dangkal)
Shallow Ponds merupakan sebuah kolam kecil yang dangkal yang memiliki kedalaman 10 -100 cm. Di tahun 2019, tim Massachusetts Institute of Technology melaporkan bahwa perairan dangkal dengan kedalaman sekitar 10 cm mungkin mengandung konsentrasi tinggi dari apa yang dipercayai banyak ilmuwan sebagai bahan utama dalam memulai kehidupan di Bumi, nitrogen.
“Kolam-kolam ini bisa saja sedalam 10 hingga 100 sentimeter, dengan luas permukaan puluhan meter persegi atau lebih. Kolam-kolam ini akan mirip dengan Kolam Don Juan di Antartika saat ini, yang memiliki kedalaman sekitar 10 cm pada musim panas.” ujar Sukrit Ranjan, seorang postdoc di Departemen Ilmu Bumi, Atmosfer, dan Planet (EAPS) MIT, dikutip dari situs MIT News.
Kolam Don Juan di Antartika. Foto: Pierre Roudier/ Flick via laman MIT News.
|
Nitrogen di kolam dangkal, dalam bentuk oksida nitrogen, punya peluang besar untuk terakumulasi cukup banyak. Mereka akan bereaksi dengan senyawa lain, serta menghasilkan organisme hidup pertama.
Sementara, para peneliti menyebut kalau nitrogen di lautan yang lebih dalam, justru akan lebih sulit untuk menciptakan kehadiran.
3. Kawah Asteroid (Dampak Komet)
Di antara 3,8 dan 4,1 miliar tahun yang lalu, Bumi dihujani oleh asteroid dan komet. Peristiwa itu yang dikenal sebagai “Late Heavy Bombardment”.
Komet sebagian besar mengandung semua bahan untuk asam amino (bahan penyusun protein) termasuk molekul seperti metana, es air, karbon dioksida, dan amonia, dan es air.
Ranjan menyebut bahwa saat komet menghantam permukaan Bumi, sejumlah besar energi dilepaskan.
“Energi itu bisa digunakan untuk menyusun ulang molekul ke keadaan energi yang lebih tinggi,” ungkap Ranjan.
Sekelompok ilmuwan pada tahun 2020 juga telah menemukan bukti ada mikroba purba 1,3 kilometer di bawah kawah tumbukan Chicxulub, area bekas luka yang ditinggalkan oleh hantaman asteroid yang memusnahkan dinosaurus.
Saat bongkahan batu angkasa besar itu menghantam tempat itu (sekarang jadi Semenanjung Yucatán di Meksiko), ia memecahkan batuan dasar, sehingga menciptakan sistem bawah tanah yang kemudian dibuahi oleh cairan hidrotermal, serta bahan organik apa pun yang ada di asteroid.
(khq/fds)