Sabtu, Maret 22


Jakarta

Hampir tiga dekade berkarya di industri musik Indonesia, Jikustik merayakan 29 tahun perjalanannya. Perayaan ini menjadi momen refleksi bagi para personel dan penggemar untuk mengenang perjalanan panjang yang telah mereka tempuh bersama.

Jikustik tak cuma dikenal lewat lagu-lagu bernuansa romantis, tetapi juga mengisahkan perjalanan spiritual dan hubungan manusia dengan Tuhan. Hal itu belum banyak disadari oleh para pendengarnya.

Salah satu lagu Jikustik yang sering disalahartikan oleh pendengar adalah Puisi. Selama ini lagu itu dianggap sebagai lagu tentang cinta sepasang kekasih. Namun, menurut Ardi Nurdin sebagai penciptanya, justru lagu itu menuangkan perenungan mendalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan.


“Liriknya yang puitis mencerminkan ketulusan, pengharapan, serta kerinduan seorang hamba kepada penciptanya. Dibalut dengan nuansa cinta yang lebih universal,” kata Ardi Nurdin selaku gitaris Jikustik dalam keterangannya pada Kamis (20/3/2025).

Hal serupa juga terlihat dalam lagu Takkan Berpaling Dari-Mu, yang diciptakan oleh Aji Mirza Hakim atau Icha Jikustik. Icha menjelaskan lagu ini secara eksplisit dan lugas menggambarkan harapan seorang hamba untuk tetap teguh di jalan-Nya.

“Karena kasih dan anugerah-Nya yang tak pernah berhenti menerangi setiap langkah perjalanan hidup,” kata Icha sang vokalis sekaligus bassist Jikustik.

Di sisi lain, dalam perayaan ulang tahun ke-29, ratusan Jikustikan, sebutan bagi penggemar Jikustik, didengar kembali kisah di balik lagu-lagu yang banyak menggambarkan hubungan antara manusia dan Tuhan. Tak dipungkiri Icha, lagu-lagu yang mereka ciptakan ternyata dapat memiliki beragam interpretasi bagi para pendengarnya.

“Kami meyakini bahwa puncak tertinggi dari cinta seorang insan adalah ketulusan cintanya kepada Tuhan Semesta Alam. Itulah yang mendasari banyak karya kami, di mana kecintaan tersebut menjadi inspirasi utama. Namun, pada akhirnya, lagu-lagu kami seringkali ditafsirkan secara beragam oleh para pendengar, termasuk sebagai kisah cinta antara dua sejoli,” beber Icha Jikustik.

Sementara itu, Ardi Nurdin, gitaris Jikustik, mengatakan setiap karya bukan sekadar nada dan lirik. Tetapi bagaimana cerminan perjalanan para personelnya sebagai pelaku seni yang dapat memiliki relevansi dalam perjalanan banyak hidup orang.

“Ketika lagu-lagu kami memiliki relevansi yang kuat dengan perjalanan hidup banyak orang, itulah pencapaian terbesar bagi seorang musisi,” kata Ardi Nurdin.

Sementara itu, Icha turut mengucapkan rasa terima kasih kepada Jikustikan yang sudah mendukung karya-karyanya. Ia berharap karya-karya Jikustik menjadi bagian perjalanan para fans.

“Terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh Jikustikan. Selalu mendukung kami serta menjadikan setiap karya kami bagian dari perjalanan hidup mereka,” imbuh Icha.

Di akhir, Icha berharap perayaan tiga dasawarsa di tahun depan, Jikustik dapat memberikan karya-karya yang lebih berkualitas lagi. Diketahui sejak dibentuk 1996, Jikustik telah merilis lebih dari 14 album yang menyimpan beragam kisah.

“Semoga di perayaan tiga dasawarsa tahun depan, semakin banyak lagu kami yang tidak hanya terdengar di telinga. Tetapi juga hadir dan bermakna dalam kehidupan mereka,” pungkas Icha Jikustik

(fbr/mau)

Membagikan
Exit mobile version