Selasa, Maret 4


Blitar

Salat tarawih super ngebut ternyata sudah jadi tradisi 1 abad di Blitar. Para jemaah menunaikan 23 rakaat salat Tarawih hanya dalam waktu 13 menit.

Salat Tarawih kilat sudah menjadi tradisi di Ponpes Mambaul Hikam, desa Mantenan, kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Tradisi salat tarawih kilat berdurasi sekitar 13 menit itu sudah ada lebih dari seabad atau sejak tahun 1907.

Sebelum Isya’ sejumlah jamaah berbondong-bondong datang ke masjid Ponpes Mambaul Hikam. Jemaah dipisah, jamaah laki-laki berada di area masjid, sedangkan jamaah perempuan di aula Ponpes.


Salah satu warga asal Kota Blitar, Ninda mengaku penasaran untuk mengikuti salat tarawih kilat itu. Menurutnya, salat tarawih berlangsung dengan cepat tanpa ada jeda.

“Baru pertama kali ikut, karena penasaran dan mencoba ikut jamaah salat tarawih kilat. Sangat cepat sekali, jadi harus benar-benar fokus,” katanya, Senin (3/3/2025).


Ninda menyebut mengikuti salat tarawih kilat menjadi salah satu pengalaman baru. Terlebih salat tarawih kilat merupakan tradisi yang hanya ada saat Ramadan.

Hal senada disampaikan warga Ringinrejo Kediri, Hafiz Saputra. Dia mengatakan tarawih kilat digelar setiap Ramadan. Sehingga sudah menjadi tradisi setiap Ramadan ikut salat tarawih kilat di Ponpes Mambaul Hikam.

“Cuma 10 menit dari rumah. Setiap tahun memang ikut salat tarawih kilat di sini. Karena lebih cepat dari (masjid) yang lain,” terangnya.

Anak Pengasuh Ponpes Mambaul Hikam, Muhammad Shodiqi Basthul Birri mengatakan tradisi salat tarawih kilat sudah ada sejak 1907 tahun yang lalu. Mukanya, tarawih kilat dilangsungkan untuk mengajak masyarakat sekitar mau tarawih kembali.

“Sudah ada sejak 1907, saat itu Kakek Buyut berusaha mengajak masyarakat sekitar tarawih lagi karena sebelumnya durasinya tarawih normal tapi yang ikut sedikit. Setelah durasi tarawih dipangkas jadi banyak yang ikut, bahkan sampai sekarang,” ujar Gus Basid kepada wartawan, Senin (3/3/2025).

Gus Basid menjelaskan durasi tarawih kilat bukan 7 menit, melainkan sekitar 12-13 menit. Durasi itu sudah mencakup 23 rakaat termasuk doa-doa.

“Meskipun cepat, tarawih ini tidak mengurangi rukun atau syarat salat. Insya Allah sesuai syariat Islam. Bacaan wajib dalam salat tetap terbaca, serta tuma’ninah. Ini sama halnya untuk imam jamaah laki-laki dan perempuan,” ujarnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJatim.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version