Jumat, Januari 3

Jakarta

Menjelang berakhirnya tahun 2024, CEO Google Sundar Pichai menyebut tahun 2025 akan menjadi tahun yang kritis untuk Google. Ini penyebabnya.

Salah satu faktornya adalah Google kini tengah diotak-atik oleh Departemen Hukum Amerika Serikat, dan mungkin mereka akan dipaksa untuk melepaskan sejumlah unit bisnisnya pada 2025.

Unit yang akan dipaksa dilepas itu adalah sistem operasi Android, browser Chrome, dan Google Search. Dalam pernyataannya ke karyawan, Pichai menyebut tahun 2025 akan menjadi tahun yang kritis untuk Google.


“Pertaruhannya sangat tinggi,” kata Pichai.

Selain masalah di bagian regulasi, Google juga menghadapi persaingan yang ketat dengan perusahaan teknologi lain. Yaitu untuk menjadi pemimpin pasar di sektor kecerdasan buatan (AI).

Sekalipun Google adalah pemimpin pasar di sektor mesin pencari, ada perusahaan lain yang mulai mengusik dominasi Google ini. Misalnya OpenAI yang baru merilis ChatGPT Search, dan juga Perplexity, startup dengan valuasi USD 9 miliar, yang juga punya mesin pencari berbasis AI.

Google pun sebenarnya punya model AI bernama Gemini, yang belakangan ini implementasinya digeber Google. Namun Google masih perlu bekerja keras untuk bisa memaksimalkan kemampuan Gemini agar bisa dimanfaatkan penuh oleh penggunanya.

Pada 18 Desember, Google juga mengadakan rapat strategis di markas besarnya di Mountain View, Amerika Serikat. Dalam rekaman suara dari rapat tersebut, terungkap kalau Pichai menyebut pertaruhan AI saat tinggi dan Google harus berfokus mencari cara membuka kemampuan AI dan menggunakannya untuk memecahkan permasalahan pengguna.

2024 pun menjadi tahun yang berat bagi Google, mereka berulang kali dituding melakukan monopoli di bisnis mesin pencari, termasuk tudingan mendominasi teknologi iklan online, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Senin (30/12/2024).

(asj/rns)

Membagikan
Exit mobile version