Selasa, Maret 25


Jakarta

Briptu (Anumerta) Ghalib Surya Ganta menjadi salah satu polisi yang gugur saat membubarkan sabung ayam di Way Kanan, Lampung. Ibu Ghalib, Suryalina, mengatakan putranya itu merupakan harapan keluarga usai ayah Ghalib meninggal sebulan lalu.

Suryalina mengatakan dirinya mendapat kabar anaknya tertembak pada Senin (17/3) petang. Suryalina saat itu berharap anaknya masih bisa selamat meski menjadi korban penembakan.

“Waktu hari Senin itu jam setengah 6, dapat kabar anak saya ditembak. Jadi saya langsung berdoa langsung, salat magrib,” ucap Suryalina dalam konferensi pers di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025).

Usai salat magrib, Suryalina mendapat kabar anaknya dalam kondisi kritis. Tak lama berselang, dia mendapat kabar anaknya sudah meninggal dunia.

“Terus nggak lama itu saya dapat kabar anak saya ditembak dikasih kabar anak saya kritis, kritis ke rumah sakit, habis saya salat magrib itu dikasih kabar kalau anak saya sudah meninggal,” ucapnya.

Dia mengatakan Ghalib adalah tumpuan keluarga. Sebab, Ghalib menjadi harapan keluarga setelah ayahnya meninggal sebulan yang lalu.

“Dia harapan saya menggantikan bapaknya, tapi dia meninggal,” ucapnya.

Kakak Ghalib, Fitri, menjelaskan hasil forensik menunjukkan ada peluru menembus tenggorokan dan bersarang di tempurung belakang kepala adiknya. Dia mengatakan tembakan itu sangat fatal.

“Setelah kejadian, saya yang menunggu adik saya di ruangan forensik, dari hasil forensik hanya satu peluru yang mematikan, mungkin ada beberapa tembakan, tapi hasil akhirnya ada satu peluru yang mengenai di atas bibir kanan adik saya menembus tenggorokan dan bersarang di belakang tempurung kepala gitu, hanya itu,” kata Fitri.

Fitri juga mengatakan dirinya tekenang ayahnya yang meninggal sebulan lalu. Dia mengatakan keluarga tak kuasa menahan pilu karena ditinggal anggota keluarga dalam waktu yang berdekatan.

“Begitu masuk ruang autopsi saya lihat adik saya udah kaku di atas meja, saya ingat ayah saya juga sebulan yang lalu kaku di rumah, baru meninggal. Padahal adik saya itu harapan keluarga besar kami, saya hancur banget lihat adik saya kaku di atas meja autopsi tadi, mau gimana lagi ini memang kejadiannya seperti ini,” katanya.

Dia mengatakan situasi itu diperburuk karena pihak keluarga tidak mengetahui siapa pelaku yang menewaskan adiknya. Menurutnya, pihak keluarga hanya menunggu kepastian terkait pelaku penembakan.

“Tapi yang miris ini sudah sembilan hari loh berbaring di makam, kami keluarga belum tahu siapa pembunuhnya, jadi kami keluarga bertanya-tanya, tiga hari sudah lewat, tujuh hari udah lewat bahkan sudah sembilan hari kita nggak tahu siapa yang membunuh adik saya, siapa yang membunuh anak dari ibu saya, kami bingung mau tanya ke siapa,” ucapnya.

Sebelumnya, dua oknum TNI yang menembak tiga polisi di Way Kanan, Lampung, berinisial Kopda Basar dan Peltu L, resmi jadi tersangka. Penetapan keduanya berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan tim gabungan.

Lihat juga Video: Momen Pemakaman Briptu Anumerta Ghalib Belangsung Khidmat

(haf/haf)

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Membagikan
Exit mobile version