Rabu, Februari 19

Jakarta

Jepang dikenal sebagai negara dengan budaya yang unik dan tata krama yang sangat dijunjung tinggi. Banyak hal yang dianggap biasa di negara lain justru bisa menjadi sesuatu yang aneh atau bahkan tidak sopan di Jepang.

Jika tidak ingin mengalami kejadian yang membingungkan saat berkunjung ke Jepang, ada baiknya memahami beberapa kebiasaan yang ternyata dianggap tak lazim di negara tersebut. Simak informasinya berikut ini.

15 Hal Ini Terlihat Biasa, Tapi Ternyata Dianggap Tak Lazim di Jepang

Memberi tip, memakai parfum, hingga membunyikan klakson berlebihan merupakan hal yang tak lazim di Jepang. Berikut penjelasannya


1. Memberi Tip

Praktik memberikan tip di Jepang berbeda dengan banyak negara. Menurut laman Japan National Tourism Organization, memberi tip untuk pelayan dan driver bukanlah hal umum.

Namun, ada beberapa situasi tertentu di mana memberi tip dianggap pantas. Contohnya, saat menggunakan jasa pemandu wisata. Pemberian tip sebetulnya tidak diharapkan dan harus dilakukan secara diam-diam. Biasanya, pemberi harus memasukkannya ke amplop kecil.

2. Memakai Parfum di Restoran

Dalam budaya Jepang, aroma hidangan yang disajikan memainkan peran utama. Aroma memengaruhi sekitar 80 persen rasa yang muncul saat mengunyah makanan.

Mengutip laman Island, parfum bisa mempengaruhi aroma lembut makanan, seperti sushi dan merusak pengalaman bersantap. Karena itu, beberapa restoran sushi melarang penggunaan parfum yang kuat di ruang makan.

3. Makan di Sembarang Tempat

Mengutip Japan Living Guide, makan sambil jalan juga menjadi hal yang tidak dianjurkan di Jepang. Bahkan, anak-anak yang makan es krim seringkali diminta untuk duduk sebelum menyantapnya. Jika memang terpaksa harus berdiri, usahakan untuk tetap berada di dekat warung tempat membeli makanan.

Laman Medium menjelaskan, mungkin kamu tidak akan ditegur atau ditatap sinis saat makan sambil berjalan. Bagi orang Jepang, makan di sembarang tempat dianggap tidak sopan atau tidak berkelas.

4. Meludah di Tempat Umum

Kebiasaan meludah di tempat umum dianggap tidak sopan. Bahkan, perilaku ini merupakan pelanggaran Undang-undang Kejahatan Ringan. Hukumannya bisa berupa kurungan penjara hingga 30 hari atau denda.

5. Berjalan Tanpa Alas Kaki di Luar Ruangan

Menurut orang Jepang, ruang di luar rumah kotor. Kaki harus dilindungi dari kotoran agar tidak membawanya ke dalam rumah. Semua area rumah harus dalam kategori bersih kecuali toilet.

Jadi, berjalan di luar rumah tanpa alas kaki dan masuk rumah menjadi hal tak lazim di Jepang, tak terkecuali untuk anak-anak. Satu-satunya momen orang Jepang bertelanjang kaki di luar rumah adalah di pantai.

6. Menyentuh atau Menepuk Punggung

Dalam berinteraksi, orang Jepang lebih suka ada jarak yang cukup jauh. Menyentuh merupakan hal yang tabu. Mengutip laman Culture Savvy, tepukan punggung atau lengan harus dihindari. Membungkuk adalah cara mengucapkan yang umum di Jepang.

7. Kontak Mata

Kontak mata dianggap tidak sopan di Jepang. Seringkali, mereka suka menunduk atau melihat ke udara.

8. Membunyikan Klakson Berlebihan

Klakson digunakan ketika pengendara berada di persimpangan atau lereng yang tidak memiliki pandangan jelas dan saat berada di tikungan atau puncak lereng. Karena itu, pengemudi di Jepang tidak asal membunyikan klakson.

Selain itu, klakson digunakan di persimpangan jalan pegunungan yang berkelok. Mengutip laman Japan Stripes, klakson juga boleh digunakan saat mengingatkan pengemudi lain untuk menghindari tabrakan atau situasi tidak aman. Penyalahgunaan klakson bisa dikenakan denda.

9. Merias Wajah di Kereta

Merias wajah saat berada di kereta dianggap sangat tidak sopan di Jepang. Mengutip laman Special Offer, hal tersebut bisa menimbulkan masalah misal jika make up tumpah. Kebanyakan orang akan merasa kesal jika melihat seseorang merias wajah di kereta Jepang.

Menunjuk menggunakan jari dianggap sebagai tindakan agresif dan tidak sopan. Sebagai gantinya, gunakan seluruh tangan untuk menunjuk arah. Lebih baik lagi, gunakan komunikasi verbal.

11. Menancapkan Sumpit ke Nasi

Dalam etika makan di Jepang, tidak dibolehkan menancapkan sumpit secara vertikal ke semangkuk nasi. Sebab, hal ini menyerupai dupa yang digunakan dalam ritual pemakaman.

Selain itu, mengoper makanan langsung dari satu sumpit ke sumpit lain juga perlu dihindari. Sebab, hal ini hanya dilakukan pada upacara pengumpulan tulang saat upacara kremasi.

12. Membuka Pintu Taksi Sendiri

Saat menaiki taksi, pintu belakang kiri kendaraan akan dibuka dan ditutup jarak jauh oleh pengemudi. Menurut laman Japan Guide, penumpang tidak boleh membuka atau menutup pintu sendiri, kecuali saat menggunakan pintu yang berbeda.

13. Memperlihatkan Tato

Tato tidak terlalu umum di Jepang. Mereka yang memilikinya sering menyembunyikan dengan pakaian atau aksesoris khusus, misalnya seperti gelang atau stoking saat berada di tempat umum.

14. Menyerahkan Kursi di Transportasi Umum

Orang Jepang tidak menawarkan tempat duduk kepada orang lain di transportasi umum. Beberapa orang bahkan menganggap, memberi kursi menunjukkan kelemahan seseorang. Perlu diketahui, setiap gerbong kereta sudah memiliki kursi untuk penumpang lanjut usia, penyandang disabilitas, atau mereka yang benar-benar membutuhkannya.

15. Berbicara dengan Keras

Umumnya orang Jepang tidak menyukai percakapan dengan suara keras. Sehingga, disarankan untuk berbicara dengan saura peran dan jangan lakukan gerakan berlebihan. Sebab, orang Jepang menganggap orang asing terlalu berisik, terutama di dalam transportasi umum.

Saat berada di transportasi umum, hindari berbicara di telepon. Jika memang harus menerima telepon, lakukan secara diam-diam. Etika ini juga berlaku di luar area publik.

(elk/row)

Membagikan
Exit mobile version