Selasa, Mei 21


Jakarta

Video viral menunjukkan lebih dari seratus pendaki gagal mendaki Gunung Rinjani. Disebut-sebut, mereka ditipu oleh penyedia open trip.

Kejadian tersebut dibagikan oleh salah calon satu pendaki Rinjani di TikTok dengan akun @ariefsputraa. Dalam video itu, ia merekam ketika sesama pendaki mendapatkan penyuluhan dari petugas untuk kembali dan tidak meneruskan pendakian

“Lebih dari 103 pendaki Rinjani gagal muncak garagara opentrip,” tulisnya dalam keterangan video.


Videonya viral dan telah ditonton sebanyak 4,6 juta kali sejak diunggah pada Senin (15/4/2024).

Kepala Taman Nasional Gunung Rinjani, Dedy Asriady, membenarkan peristiwa itu yang terjadi pada Minggu (14/4/2024). Ia menyebut para pendaki diminta turun karena tidak memiliki Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).

“Benar. Jadi seluruh pendaki itu tidak punya tiket. Jadi, selama tidak punya tiket ya kami minta turun,” kata Dedy, seperti dikutip dari detikBali, Selasa (16/4).

Dia juga menegaskan 105 pendaki yang diminta turun tersebut adalah korban penipuan open trip (OT).

“Kami sebenarnya kasihan ya karena mereka tertipu. Ya, ini jadi pembelajaran buat semua agar hati-hati memilih OT. Kami coba berkoordinasi dengan petugas akan memburu siapa jasa OT-nya,” kata dia.

Dedy menjelaskan pendakian Rinjani punya kuota dan tiket yang bisa dipesan secara online. Jika pendaki tidak kebagian kuota, maka pendaki akan diminta turun.

“Jadi memang tiga jalur pendakian Torean, Senaru, dan Sembalun itu setelah Lebaran kemarin sudah full kuotanya. Jadi kalau ke sana tidak ada tiket tidak bisa naik,” ujar Dedy.

Dia pun memberikan arahan bagi pendaki yang tidak kebagian tiket di tiga jalur populer, bisa mengambil jalur alternatif lain. Yakni, jalur Timbanuh, Aik Berik, dan jalur Tete Batu.

“Yang perlu dan penting bagi calon pengunjung pendakian Rinjani pendakian di Rinjani menggunakan tiket online melalui aplikasi e-Rinjani. Pendakian di Rinjani menggunakan kuota harian sebanyak 700 orang di enam jalur,” dia menambahkan.

Kronologi

Bagian Penindakan dan Pelanggaran Pokja WCM Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, I Gusti Ketut Suartha, menjelaskan kronologi dari insiden yang menimpa lebih dari seratus pendaki tersebut. Ia menjelaskan dari 148 orang pendaki, hanya ada 43 orang yang memiliki tiket eRinjani.

“Kejadian pada hari Minggu (14/4) dikonfirmasi petugas pos 2 Sembalun ada calon pendaki sebanyak 148 orang. Dari 148 orang hanya 43 orang yang memiliki tiket eRinjani. Dan sisanya sebanyak 105 orang terdata tidak memiliki tiket eRinjani,” kata dia.

“Sehingga petugas Taman Nasional yang berjaga saat itu di Pos 2 Sembalun langsung memberikan arahan dan pemahaman kepada calon pendaki bahwa dalam melakukan pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, calon pendaki harus memiliki tiket pendakian yang diperoleh melalui pembookingan melalui aplikasi eRinjani,” dia menjelaskan.

[Gambas:Instagram]

Yang perlu diperhatikan pendaki saat ke Rinjani

Ketika dikonfirmasi detikTravel lebih lanjut pada Selasa (16/4), Dedy memberikan beberapa hal terkait hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pendaki. Berikut ini daftarnya:

1. Pendakian di Rinjani menggunakan tiket online melalui aplikasi eRinjani
2. Pendakian di Rinjani menggunakan kuota harian sebanyak 700 orang di 6 jalur
3. Khusus jalur senaru, sembalun dan torean selalu ramai
4. Calon pendaki lokal (WNI) harus boleh mengakses tiket Sendiri atau menggunakan TO atau Open Trip
5. Pendaki mancanegara wajib menggunakan Jasa TO
6. Setiap calon pendaki baik sendiri atau menggunakan jasa TO atau OT, wajib memastikan tiketnya sebelum berangkat atau mendaki ataupun perlengkapan pendakian.

@ariefsputraa Gagal Muncak Gunung Rinjani gara-gara Open Trip!! Coba para korban komen di bawah!! #gunungrinjani #rinjanimountain #rinjani #pendaki #pendakigunung ♬ everything works out in the end – urfavmusic

Simak Video “Dokter Anak soal Dampak Fisik-Mental Bagi Balita Mendaki Gunung
[Gambas:Video 20detik]
(wkn/fem)

Membagikan
Exit mobile version